Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan antara seni rupa murni dan seni rupa terapan, proses penciptaan seni rupa murni lebih menitik beratkan pada ekspresi jiwa semata misalnya lukisan, sedangkan seni rupa terapan proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu misalnya seni kriya. Sedangkan, jika ditinjau dari segi wujud dan bentuknya, seni rupa terbagi 2 yaitu seni rupa 2 dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar saja dan seni rupa 3 dimensi yang memiliki panjang lebar serta ruang. (Wikipedia)
KATA PENGANTAR
Puji syukur tak henti-hentinya kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “SENI
RUPA”.
Makalah ini berisikan tentang informasi seputar seni atau yang
lebih khususnya membahas
masalah Seni Rupa. Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang seni rupa.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya susun
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah saya ini.
Akhir kata, saya sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita semua. Aamiin.
Bulukumba, 21 Januari 2016
Irma Triyani Yahya
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar
i
Daftar
Isi
ii
Bab
I Pendahuluan
1
1.
Latar Belakang
1
2.
Rumusan Masalah
2
3.
Tujuan Penulisan
2
4.
Manfaat Penulisan
2
Bab II Pembahasan
3
1.
Pengertian Seni Rupa
3
2.
Macam-Macam Seni Rupa
3
3.
Sejarah Seni Rupa Pada Zaman Klasik
6
4.
Pengertian Seni Lukis
7
5.
Sejarah Umum Seni Lukis
7
6.
Sejarah Seni Lukis di Indonesia
9
7.
Aliran-Aliran Seni Lukis
10
Bab III Penutup
15
1.
Penutup
15
2.
Saran
15
Daftar Pustaka
16
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Seni Rupa adalah sebuah konsep
atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur
rupa, yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Unsur-unsur rupa
tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu. Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan
unsur-unsur rupa yang tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang
bermakna. Unsur-unsur rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi
bagian-bagian yang tidak bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip
tertentu. Makna bentuk karya seni rupa tidak ditentukan oleh banyak
atau sedikitnya unsur-unsur yang membentuknya, tetapi dari sifat struktur itu
sendiri. Dengan kata lain kualitas keseluruhan sebuah karya seni lebih penting
dari jumlah bagian-bagiannya.
Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua,
yaitu: karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga
dimensi. Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya
dapat dilihat dari satu arah pandang saja.
Contoh: seni lukis, seni grafis,
seni ilustrasi, relief dan sebagainya. Karya seni rupa tiga dimensi
adalah karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan
tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang. Contoh: seni
patung, seni kriya, seni keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk.
Seni
Rupa jika dilihat dari segi
fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seni murni (fine art) dan seni
pakai / terapan (applied art). Seni murni adalah karya seni rupa yang
dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistik. Orang mencipta karya seni
murni umumnya berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan cita rasa estetik.
Kebebasan berekspresi dalam seni murni sangat diutamakan. Yang tergolong dalam
seni murni, yaitu: seni lukis, seni patung, seni grafis dan sebagian seni
kerajinan. Seni Terapan atau seni pakai (applied
art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan
praktis. Contoh: seni terapan, yaitu: arsitektur, poster, keramik, baju,
sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih
diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni terapan tampak lebih sulit dibandingkan karya seni
murni. Hal itu mungkin karena membuat karya seni murni terasa lebih bebas
dibanding membuat karya seni terapan karena tidak memperhitungkan fungsi. Akan
tetapi sering pula terjadi sebaliknya, melukis bisa lebih sulit daripada
membuat rumah tinggal.
Dari
pembahasan di atas dapat saya simpulkan bahwa saya mengambil tema “Seni Rupa”
yang akhir-akhir ini banyak diminati masyarakat luas khususnya dibidang seni
lukis yang memiliki banyak keunikan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai media
yang digunakan.
2.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini:
1) Apa yang dimaksud dengan seni rupa?
2) Apa saja macam-macam seni rupa?
3) Bagaimana sejarah seni rupa pada zaman klasik?
4) Apa yang dimaksud seni lukis?
5) Bagaimana
sejarah umum seni lukis?
6) Bagaimana sejarah seni lukis di Indonesia?
7) Apa
saja aliran-aliran seni lukis?
3.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:
1)
Untuk mengetahui pengertian
seni rupa.
2)
Untuk mengetahui apa saja macam-macam seni rupa.
3)
Untuk mengetahui sejarah
seni rupa pada zaman klasik.
4)
Untuk mengetahui pengertian seni lukis.
5)
Untuk mengetahui sejarah umum seni lukis.
6)
Untuk mengetahui sejarah
seni lukis di Indonesia.
7)
Untuk mengetahui apa saja aliran-aliran seni lukis.
4.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini sebagai berikut:
Untuk memperluas wawasan pembaca
mengenai seni rupa terutama di bidang seni lukis agar dapat mengembangkan minat
dan bakat dalam bidang tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Seni Rupa
Seni Rupa adalah sebuah konsep
atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur
rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Unsur-unsur rupa
tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu.Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan
unsur-unsur rupa yang tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang
bermakna. Unsur-unsur rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi
bagian-bagian yang tidak bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip
tertentu. Makna bentuk karya seni rupa tidak ditentukan oleh banyak
atau sedikitnya unsur-unsur yang membentuknya, tetapi dari sifat struktur itu
sendiri. Dengan kata lain kualitas keseluruhan sebuah karya seni lebih penting
dari jumlah bagian-bagiannya.
2.
Macam-macam Seni Rupa
Beberapa macam
seni rupa sebagai berikut :
1) Seni Rupa Murni
a. Seni lukis adalah salah satu
cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah
sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Melukis adalah kegiatan
mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk
mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti
kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai
media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa
memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
b. Seni grafis adalah cabang seni
rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas
kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya
yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap
salinan karya dikenal sebagai “impression”.
Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik.
Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan, secara teknis disebut dengan
matrix. Matrix yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau
seng untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu
untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam
karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni
orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat
menciptakan sebuah edisi, di masa seni rupa modern masing-masing karya
ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah
edisi terbatas.
c. Seni patung adalah cabang seni
rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara
memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan).
d. Seni instalasi (pemasangan) adalah seni yang memasang,
menyatukan, dan mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada
suatu konteks kesadaran makna tertentu. Biasanya makna dalam
persoalan-persoalan sosial-politik dan hal lain yang bersifat kontemporer
diangkat dalam konsep seni instalasi ini. Seni instalasi dalam konteks visual
merupakan perupaan yang menyajikan visual tiga dimensional yang memperhitungkan
elemen-elemen ruang, waktu, suara, cahaya, gerak dan interaksi spektator (pengunjung pameran) sebagai
konsepsi akhir dari olah rupa.
e. Seni pertunjukan (Performance art) adalah karya seni yang
melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu.
performance biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan
hubungan seniman dengan penonton. Meskipun seni performance bisa juga dikatakan
termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan seni mainstream seperti teater, tari,
musik dan sirkus, tapi biasanya kegiatan-kegiatan seni tersebut pada umumnya
lebih dikenal dengan istilah 'seni pertunjukan' (performing arts). Seni performance adalah istilah yang biasanya
mengacu pada seni konseptual atau avant garde yang tumbuh dari seni rupa dan
kini mulai beralih ke arah seni kontemporer.
f. Seni Keramik adalah cabang
seni rupa yang mengolah material keramik untuk membuat karya seni dari yang
bersifat tradisional sampai kontemporer. Selain itu dibedakan pula kegiatan
kriya keramik berdasarkan prinsip fungsionalitas dan produksinya. Venus of Dolni Vestonice adalah karya
keramik tertua yang pernah ditemukan.
g. Seni film
h. Seni koreografi
i.
Seni fotografi
2)
Desain
a.
Arsitektur adalah
seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,
arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan,
mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,
arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain
perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses
perancangan tersebut
b.
Disain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan
gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain
grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi
simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain
komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat
merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan
(rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain). Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan
keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi,
pengolahan gambar, dan tata letak
c.
Desain industri (Industrial design)
adalah seni terapan di mana estetika dan usability
(kemudahan dalam menggunakan suatu barang) suatu barang disempurnakan. Desain
industri menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis
atau warna atau garis dan warna atau gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2
dimensi, yang memberi kesan estetis, dapat dipakai untuk menghasilkan produk,
barang, komoditas industri atau kerajinan tangan. Sebuah karya desain dianggap
sebagai kekayaan intelektual karena merupakan hasil buah pikiran dan
kreatifitas dari pendesainnya, sehingga dilindungi hak ciptanya oleh pemerintah
melalui Undang-Undang No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri. Kriteria
desain industri adalah baru dan tidak melanggar agama, peraturan perundangan,
susila, dan ketertiban umum. Jangka waktu perlindungan untuk desain industri
adalah 10 tahun.
d.
Desain Interior.
e.
Desain Busana.
3) Kriya
a. Kriya tekstil
b. Kriya kayu
c. Kriya keramik
d. Kriya rotan
3.
Sejarah Seni Rupa Pada Zaman Klasik
Perkembangan seni rupa zaman
klasik didasari atas berkembangnya kebutuhan dan kepercayaan. Kepercayaan yang
hidup pada zaman prasejarah berkembang pesat pada zaman klasik.
Kepercayaan awal pemujaan terhadap arwah
(roh nenek moyang) berkembang menjadi kepercayaan kepada para
dewa. Kebutuhan sarana ibadah baik bentuk dewa maupun
tempat peribadatan menjadi alasan mereka menciptakan karya seni
rupa, berupa kuil, candi, vihara, dan patung-patung perwujudan dari dewa dan
dewi, serta piramid. Didorong oleh perkembangan ilmu dan teknologi, serta
ditemukannya bahan logam, menjadikan karya-karya mereka mencapai tahap
perkembangan yang dapat mencapai puncak (klasik).
Seni rupa pada zaman klasik ini
di seluruh dunia hampir mengalaminya, di Yunani, Romawi, Mesir, India,
Mesopotamia, dan Indonesia. Perbedaanya hanya terletak pada waktu. Bisa diambil
Seni Klasik di Mesir dengan didasari pada pemujaan terhadap dewa.
Fir’aun sebagai raja
yang dipercaya turunan dewa, maka setelah
meninggal dipatungkan dalam wujud dewa. Pemujaan terhadap Fir'aun
setelah mati bukan sekedar dipatungkan, tetapi juga dibuat mummi
(mayat yang diawetkan). Mummi ini didasari
atas kepercayaan bahwa manusia setelah mati rohnya akan
bersemayam melindungi manusia yang hidup asalkan jasadnya
diawetkan. Kebutuhan kepercayaan itulah maka dibuat mummi. Karya seni bentuk
lain adalah piramid. Piramid adalah tempat makam Fir'aun. Piramid ini merupakan
karya klasik dan monumental.
Pada bagian tempat menyimpan
mummi, di dalam piramid dibuat kamar (cela): Pada Dinding cela ini digambarkan
si mati ketika semasa hidupnya dan kendaraan kapal sebagai kendaran roh si mati
menuju nirwana. Karya seni rupa yang lahir adalah relief. Di depan piramid
dibangun pintu gerbag (pylon) yang diapit oleh dua tugu (obelix), yang terbuat
dari batu utuh dengan ketinggian puluhan meter. Dibelakangnya dibuat patung
yang berbadan singa berkepala manusia (sphink), yang mengandung makna simbolis.
Piramid, patung,
tugu, dan sphink, serta mummi adalah
karya seni rupa yang mencapai tahap klasik (puncak) karya
seni rupa mesir. Itu semua didasari oleh kebutuhan kepercayaan. Contoh lain seni
rupa klasik yang lahir di Yunani dan Romawi. Karya seni rupa mereka mencapai
klasik sebab menciptakan karya-karya yang monumental seperti kuil, patung dewa
dewi, dan tempat olahraga olimpiade. Karya-karya mereka pun
lahir didasari oleh kebutuhan kepercayaan kepada
para dewa. Dewa-dewa diciptakan dalam bentuk patung manusia yang sempurna dalam
bentuk fisik (idial). Lahirlah patung dewa Zeus, Dewa Appolo, Dewa Olahraga,
dan dewa - dewa lainnya dalam bentuk patung yang menggunakan bahan batu, logam
dan emas. Ketelitian, keuletan, kesungguhan dalam membuat patung sangat telliti
dan tinggi, sehingga melahirkan karya-karya patung yang sempurna (klasik).
Selain patung seni rupa yang
didasari kepercayaan terhadap dewa ini berupa sarana ibadah atau kuil.
Kuil-kuil ini mencapai tahap klasik sebab didukung oleh tiang-tiang yang indah
dan dihiasi dengan patung-patung dewa dan relief yang agung. Karena teknik yang
tinggi dan kecermatan yang luar biasa, maka terciptalah kuil-kuil yang
monumental (klasik). Seni klasik yang lahir di Indonesia, didasari oleh kepercayaan
agama Hindu dan Budha. Ajaran agama Hindu yang percaya kepada para Dewa
melahirkan perwujudan dewa-dewa dalam bentuk patung, dewa syiwa, dan brahma.
Raja dianggap sebagai turunan dewa, maka raja biasanya
dipatungkan dalam wujud dewa. Tempat pemakaman
para raja biasanya dibuatkan bangunan candi asal kata dari Candika
(Dewa Kematian). Dinding bangunan candi dihias dengan relief yang berisi ajaran
agama. Patung, relief dan candi yang dibangun untuk kebutuhan kepercayaan di
Indonesia mencapai tahap klasik dan monumental seperti Candi Prambanan,
Borobudur dan Penataran.
4.
Pengertian Seni
Lukis
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa.
Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang
lebih utuh dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi
atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium
lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film
di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan
juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada
media yang digunakan.
5.
Sejarah Umum Seni
Lukis
Ø
Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan
bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua
untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan.Sebuah lukisan atau
gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal
gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga
saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk
berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas
bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia,
sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala
adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan
aslinya.Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis
terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan
ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si
pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor
banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda
tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu
kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai
menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa,
akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai
menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal
itu sehingga mereka menjadi semakin ahli.Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis
mulai condong menjadi kegiatan seni.
Ø
Seni Lukis Zaman Klasik
Seni
lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
ü
Mistisme (sebagai
akibat belum berkembangnya agama).
Di
zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang
ada di alam.Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan
dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada
kata-kata dalam banyak hal.
Ø Seni Lukis Zaman Pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya
pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan
dari ilmu pengetahuan.Ilmu
pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan
dengan realitas.
Kebanyakan lukisan di zaman ini
lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk
menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi.Beberapa agama yang melarang penggambaran
hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk
yang "benar" dari benda).
Ø Seni lukis zaman Renaissance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari
Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan
modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap
kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran
kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun
sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki.
Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga
Eropa Timur.
6. Sejarah Seni Lukis di Indonesia
Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia.Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan
aliran ini. Raden Saleh
Syarif Bustaman adalah salah seorang
asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang
dipraktekkan pelukis Belanda.
Raden Saleh kemudian
melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang
pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera
Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti
zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang
sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari
tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek
yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang
mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi
musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis
seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia
cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto
Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat
pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari
kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai.Lukisan tidak
lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda.Perjalanan seni lukis
Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih
terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis
Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan
oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni
kontemporer, dengan munculnya
seni konsep (conceptual art):
“Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok
kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai
alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni
lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan
lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis
alternatif investasi.
7. Aliran-Aliran Seni Lukis
a) Aliran Neo-Klasik
Pecahnya
revolusi Perancis pada tahun 1789, merupakan titik akhir dari kekuasaan
feodalisme di Perancis yang pengaruhnya terasa juga ke bagian-bagian dunia
lainnya. Revolusi ini tidak hanya perubahan tata politik dan tata social,
tetapi juga menyangkut kehidupan seni. Para seniman menjadi bebas dalam
memperturutkan panggilan hati masing-masing, dimana mereka berkarya bukan
karena adanya pesanan, melainkan semata-mata ingin melukis saja.
Maka
dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah yang ditandai
dengan individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David adalah pelukis
pertama dalam babakan modern. Pada tahun 1784, David melukiskan “SUMPAH
HORATII”. Lukisan ini menggambarkan Horatius, bapak yang berdiri di tengah
ruangan sedang mengangkat sumpah tiga anak laki-lakinya yang bergerombol di
kiri, sementara anak perempuannya menangis di sebelah kanan.
Lukisan
ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan
kesadaran anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap Negara. J.L. David
merupakan pelopor aliran Neo-Klasik, dimana lukisan Neo-Klasik bersifat
Rasional, objektif, penuh dengan disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.
Ø
Ciri-cirinya Lukisan Neo-Klasik :
a. Lukisan terikat pada norma-norma intelektual akademis.
b. Bentuk selalu seimbang dan harmonis.
c. Batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis.
d. Raut muka tenang dan berkesan agung.
e. Berisi cerita lingkungan istana.
f. Cenderung dilebih-lebihkan. Tokoh penerus J.L. David dalam Neo-Klasik adalah JEAN AUGUAST DOMINIQUE INGRES (1780-1867).
b) Aliran Romantik
Aliran Romantik merupakan
pemberontakan terhadap aliran Neo-Klasik, dimana Jean Jacques Rousseau mengajak
kembali pada alam, sebagai manusia yang tidak hanya memiliki pikiran tetapi
juga memiliki perasaan dan emosi.
Lukisan-lukisan romantik
cenderung menampilkan :
ü
Hal
yang berurusan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo-
Klasik).
ü
Eksotik,
kerinduan pada masa lalu.
ü
Digunakan
untuk perasaan dari penontonnya.
ü
Kecantikan
dan ketampanan selalu dilukiskan.
Ciri-ciri aliran Romantis sebagai berikut :
ü
Lukisan
mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
ü
Penuh
gerak dan dinamis.
ü
Warna
bersifat kontras dan meriah.
ü
Pengaturan
komposisi dinamis.
ü
Mengandung
kegetiran dan menyentuh perasaan.
ü
Kedahsyatan
melebihi kenyataan.
Tokoh-tokhnya antara lain:
a) Eugene Delacroix
b) Theodore Gericault
c) Jean Baptiste
d) Jean Francois Millet
Tokoh yang
betul-betul pemberontak dan pertama kali menancapkan panji-panji romantisme
adalah Teodore Gericault (1791-1824) dengan karyanya yang berjudul “RAKIT
MENDUSA”. Romantisme berasal dari bahasa Perancis “Roman” (cerita), sehingga
aliran ini selalu melukiskan sebuah cerita tentang perbuatan besar atau tragedy
yang dahsyat.
c) Aliran Realisme
Realisme merupakan aliran yang
memandang dunia tanpa ilusi, mereka menggunakan penghayatan untuk menemukan
dunia. Salah seorang tokoh Realisme yang bernama “Courbet” dari Perancis
mengatakan:
“TUNJUKANLAH KEPADAKU MALAIKAT, MAKA
AKU AKAN MELUKISNYA, artinya ia tidak akan melukis sesuatu yang tidak
ditunjukkan kepadanya (sesuatu yang tidak real/nyata). Aliran Realisme selalu
melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu dan tanpa ada
idealisasi, distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave Courbet (1819-1877)
memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya seni yang kongkrit.Lukisan-lukisan
Courbet selalu menampilkan kenyataan hidup yang pahit seperti “Lukisan Pemecah
Batu” dll.
Tokoh: Jean Francois, Millet
dan Honore Daumier.
d) Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme adalah aliran yang
mencintai dan memuja alam dengan segenap isinya.Penganut aliran ini berusaha
untuk melukiskan keadaan alam, khususnya dari aspek yang menarik, sehingga
lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan isinya.Monet merupakan
salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang lukisannya mendekati
Realisme.Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet yang mendekati Realisme, tetapi
sangat berbeda dengan lukisan Gustave Courbert sebagai tokoh realisme.
Realismenya Courbert bersifat
sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi, sedangkan realismenya Monet
cenderung melukiskan yang indah-indah dan amoral, karena prinsip Monet adalah
“seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun.Para pelukis Naturalisme
sering dijuluki sebagai pelukis pemandangan.Tokoh Naturalisme yang berasal dari
Inggris adalah Thomas Gainsbrough (1727-1788).
Tokohnya antara lain John Constable, William Hogart, Frans Hall.
e) Aliran Impresionis
Apabila ada orang mendengar istilah
Impresionisme, maka asosiasi mereka biasanya tertuju pada lukisan-lukisan yang
impresif, yaitu lukisan yang agak kabur dan tidak mendetail. Claud Monet bukan
tokoh impresionisme, tetapi aliran impresionisme banyak diilhami oleh penemuan-penemuan
Claud Monet dalam setiap lukisannya. Seorang tokoh impresionisme dari Prancis
bernama Piere Auguste Renoir (1841-1919).
Pelukis ini sangat gemar melukis
wanita, baik dalam kondisi berpakaian maupun tanpa busana. Lukisan impresionis
sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena melukis dilakukan di luar studio.
Lukisan impresionis biasanya tidak mempunyai kontur yang jelas dan nampak hanya
efek-efek warna yang membentuk wujud tertentu.
Tokohnya: Eduard Manet,
Claude Monet,Auguste Renoir, Edward Degas dan Mary Cassat.
f) Aliran Ekspresionisme
Pada tahun 1990-an, para pelukis
mulai tidak puas dengan karya yang hanya menonjolkan bentuk-bentuk objek.
Mereka mulai menggali hal-hal yang berhubungan dengan batin, sehingga muncullah
aliran ekspresionisme. Vincent Van Gogh (1850) adalah tokoh yang menjadi
tonggak kemunculan aliran ekspresionisme dan tokoh lain yang mengikuti adalah
Paul Cezanne, Paul Gauguin, Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi.
Ekspresionisme merupakan aliran yang melukiskan aktualitas yang sudah
didistorsikan ke arah suasana kesedihan, kekerasan ataupun tekanan batin.
Pelopornya adalah Vincent
Van Gogh, Paul Klee, Emile Nolde, W .Kandinsky, dan Edvard Munch.
g) Aliran Fauvisme
Nama fauvisme berasal dari bahas
Prancis “Les Fauves”, yang artinya binatang liar.Aliran fauvisme sangat
mengagungkan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat
kontras dengan aslinya seperti pohon berwana 0ranye/jingga atau
lainnya.Lukisan-lukisan fauvis betul-betul membebaskan diri dari
batasan-batasan aliran sebelumnya.
Pelukis fauvisme cenderung melukis
apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti dari sebuah lukisan yang
dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang banyak terinspirasi
oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia berkata; Saya lebih
mencintai Van Gogh dari pada Ayah saya.
Tokoh-tokohnya Antara lain
Henry Matisse, Andre Derain, Maurice de Vlaminc.
h) Aliran Kubisme
Aliran kubisme dilatar belakangi oleh
konsep Paul Cezanne yang mengatakan bahwa bentuk dasar dari segala bentuk
adalah silinder, bola, balok dan semua bentuk yang ada di dalam di pengaruhi
oleh perspektif, sehingga bidang tertuju pada satu titik tengah. Karya Picasso
menjadi insfirasi kemunculan karya- karya kubisme, karena motif geometris
digunakan oleh Picasso.
Lukisan kubisme mengedepankan
bentuk-bentuk germetris. Tokoh kubisme yang sangat terkenal adalah Picasso
dan Paul Cezanne, tetapi di samping kedua
tokoh ini masih banyak tokoh lain yg menganut Kubisme seperti Juan Gris dll.
i)
Aliran Abstraksionisme
Aliran Abstraksionime adalah aliran
yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi atau asosiasis figuratif suatu
obyek.Aliran Abstraksionis di bedakan menjadi dua, yaitu:
Ø
Abstrak
kubistis, yaitu abstrak dalam
bentuk geometrik murni seperti lingkaran kubus dan segi tiga. Tokoh aliraran
ini berasal dari Rusia yaitu Malivich [1913].
Ø
Abstrak
Nonfiguratif, yaitu abstrak dalam arti seni lukis
haruslah murni sebagai ugkapan perasaan, di mana garis mewakili garis, warna
mewakili warna dan sebagainya. Bentuk alami ditinggalkan sama sekali. Tokohnya
adalah Wassily kadinsky, Naum Goba.
j)
Aliran Futuris
Aliran Futuris muncul di Itali pada
tahun 1909, sebagai reaksi terhadap aliran kubisme yang dianggap dinamis penuh
gerak, karena itu temanya cenderung menggambarkan kesibukan-kesibukan seperti,
pesta arak-arakan, perang dll. Tokoh aliran ini antara lain Carlo Carra, Buido
Severini, Umbirto Boccioni dan F.T Marineti.
k) Aliran Dadaisme
Aliran dadaisme merupakan pemberontak
konsep dari konsep aliran sebelumnya. Aliran ini mepunyai sikap memerdekakan
diri dari hukum-hukum seni yang telah berlaku. Ciri aliran ini sinis, nihil dan
berusaha meleyapkan ilusi. Aliran ini dilatar belakangi oleh perang dunia
pertama yang tak kunjung berhenti.
Perang yang tak kunjung padam memberi
kesan hilangnya nilai sosial dari nilai estetika di muka bumi, sehinga
pandangan dadaisme tidak ada estetika dalam karya seni. Tokoh Dadisme adalah
Paul klee, Scwitters Tritan Tzara, Maron Janco dll.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan yang telah dilakukan, maka kita dapat mengetahui bahwa, Seni Rupa adalah sebuah konsep
atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur
rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Karya seni
rupa dapat dibagi menjadi dua yaitu: karya seni rupa dua dimensi
dan karya seni rupa tiga dimensi. Seni
Rupa jika dilihat dari segi
fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seni murni (fine art) dan seni pakai / terapan (applied art).
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa.
Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang
lebih utuh dari menggambar. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti
kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai
media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa
memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
2.
Saran
Jangan
hanya terfokus dengan hal-hal yang sudah dilakukan. Carilah inspirasi yang baru
demi kemajuan karya seni di Indonesia khusunya seni lukis. Pemerintah juga
harus mendukung dan memfasilitasi berbagai kegiatan seni agar masyarakat lebih
inspiratif.
DAFTAR
PUSTAKA
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata pelajaran Seni Budaya
Kelas XI AKUNTANSI 1
Oleh:
Nama :
Irma Triyani Yahya
Kelas :
XI AK 1
No. Urut :
12 (Dua Belas)
NIS :
11865
SMK NEGERI 1 BULUKUMBA
Tahun Ajaran 2015/2016
1.
18 komentar:
ijin copy ya ka
Ijin CoPas kak.
lagunya bikin Baper
ijin copy buat tugas nih! dari lombok (Nusa Tenggara Barat)
Ijin copas kak buat tugas
Ijin copas kak buat tugas
Ijin copas kak buat tugas
ijin kopas
ijin copy kk , buat tugas. lagunya bkin saya terkejut tapi bagus ....terima kasih kkk
izin compas pak
Izin copas ya sobat. Jangan lupa mampir di blog 'kalimat27.blogspot.com' yaa
Izin copas kesimpulannya ya kak
izin kopas ya kak buat bela negara :v
Izin kopas kakk
terima kasih makalahnya
Makasih, izin share
Izin pakai beberapa kalimat nya kak buat penugasan 🙏
Ijin copy ya kak🙏🏻
Posting Komentar