Tampilkan postingan dengan label Braille. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Braille. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Mei 2017

Asal Usul Huruf Braille



Huruf braille diciptakan oleh seorang berkebangsaan Prancis yang mengalami kebutaan saat masih kecil. Louis Braille lahir pada tanggal 4 Januari 1809. Kini, pada tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Braille di seluruh dunia.
Louis Braille lahir dalam kondisi normal, namun pada usia 3 tahun karena terkena peralatan kuda milik ayahnya dan hal ini menyebabkan kedua matanya menjadi buta permanen. Louis Braille ternyata mampu mengatasi keterbatasan fisiknya, bahkan menghasilkan suatu penemuan yang sangat bermanfaat bagi sesama tunanetra.
Ide mengenai huruf braille ini berawal dari seorang perwira, Kapten Charles Barbier yang memperkenalkan bahasa sandi yang digunakan oleh pasukannya untuk menyampaikan pesan rahasia yang disebut night writing. Bahasa sandi ini menggunakan titik-titik dan garis timbul yang dibuat dengan alat semacam paku bernama stylus. Bahasa ini juga bisa digunakan oleh orang buta karena dapat diraba dengan ujung jari.
Bahasa sandi ini hanya mewakili bunyi-bunyian pada suatu kata sehingga dibutuhkan ratusan sandi untuk menulis sebuah buku. Maka, Louis mengembangkan huruf braille yang mewakili huruf dan tanda baca yang dibutuhkan untuk menulis buku.
Selain itu, seorang tunanetra lebih peka terhadap titik daripada garis, sehingga untuk memudahkan penggunanya, Louis menciptakan huruf braille dengan 6 titik domino tanpa garis yang divariasi menjadi 63 jenis huruf, angka, tanda baca, dan simbol yang diperlukan dalam tulisan
Perjuangan belum berakhir karena huruf braille ini sempat dilarang di Prancis. Pada tahun 1834, selesailah huruf braille ciptaan Louis Braille. Louis yang saat itu telah diangkat menjadi guru di L’Institution Nationale des Jeunes Aveugles, sebuah lembaga untuk anak-anak tunanetra, mulai memperkenalkan huruf braille kepada murid - muridnya.
Dr. Pignier, sang kepala sekolah juga mendukungnya, namun orang-orang di luar lembaga tak ada yang menyetujui huruf ini. Mereka yang belum pernah melihat huruf tersebut merasa betapa bergunanya huruf braille bagi siswa tunanetra namun, ada pula yang beranggapan bahwa mengajarkan tulisan yang berbeda dari tulisan umum itu tidak masuk akal. Louis Braille tetap tidak menyerah, dia bahkan menerjemahkan buku-buku pelajaran di perpustakaan ke dalam huruf braille. Kemudian pada tahun 1841, sekolah diambil alih oleh Dr. Dufau yang menentang dengan tegas huruf braille.
Louis Braille pun terpaksa mengajar murid-muridnya secara diam-diam karena larangan ini. Hingga pada suatu ketika seorang guru lain yang bersimpati kepada mereka yaitu Dr. Gaudet, berhasil membujuk Dr. Dufau untuk mengizinkan penggunaan huruf braille di sekolah. Pada tahun 1847, Louis kembali menggunakan huruf ciptaannya dengan leluasa di sekolah. Kemudian di tahun 1851, Dr. Dufau mengajukan kepada pemerintah agar mengakui penemuan Louis Braille dan supaya ia mendapat tanda jasa. Louis Braille kemudian meninggal dunia tahun 1852 dalam usia 41 tahun karena penyakit tuberculosis.